Jumat, 22 Februari 2013

kebidanan komunitas

Tugas Tambahan Bidan Komunitas Yang Terkait Dengan Sehatan Ibu Dan Anak
Oleh : THITIS TRI MAHARANI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang
Kebidanan merupakan profesi tertua didunia sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan lahir sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu-ibu melahirkan, tugas yang diemban sangat mulia dan juga selalu setia mendampingi dan menolong ibu dalam melahirkan sampai sang ibu dapat merawat bayinya dengan baik.
Sebelum bekerja dikomunitas seorang bidan harus mempunyai kompetensi yaitu memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan komprehensif pada keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat.
Sasaran utama kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang berada didalam keluarga dan masyarakat. Bidan memandang pasiennya sebagai makhluk social yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, politik, social budaya dan lingkungan sekitarnya. Kesehatan ibu dan anak tidak hanya sensitive dalam menentukan pembangunan kesehatan suatu Negara, tetapi juga  merupakan investasi bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia dimasa datang.
Pelayanan kebidanan komunitas diarahkan untik mewujudkan keluarga yang sehat sejahtera sehingga tercipta derajat kesehatan yang optimal. Hal ini sesuia dengan visi Indonesia Sehat 2010. Kesehatan keluarga merupakan salah satu kegiatan dari upaya kesehatan dimasyarakat yang ditujukan kepada keluarga. Penyelenggaraan kesehatan keluarga bertujuan untuk mewujudkan keluarga kecil, sehat, bahagia dan sejahtera. Didalam kesehatan keluarga, kesehatan ibu mencakup kesehatan masa pra kehamilan, kehamilan, persalinan, pasca persalinan, dan masa diluar kehamilan (masa interval).
Bidan diakui sebagai profesional yang bertanggung jawab yang bekerja sebagai mitra perempuan dalam memberikan dukungan yang diperlukan, asuhan dan nasihat selama kehamilan, periode persalinan dan post partum, melakukan pertolongan persalinan di bawah tanggung jawabnya sendiri dan memberikan asuhan pada bayi baru lahir dan bayi.
Kesehatan anak diselenggarakan untuk mewujudkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Upaya kesehatan anak dilakukan melalui penigkatan kesehatan anak dalam kandungan, masa bayi, balita, pra sekolah dan sekolah.
1.2.       Rumusan masalah
Menjalankan tugas tambahan yang terkait kesehatan ibu dan anak.
1.3.       Tujuan
1.3.1.      Tujuan umum
Tugas tambahan bidan komunitas yang terkait dengan kesehatan ibu dan anak.
1.3.2.      Tujuan khusus
1.3.2.1.         Mengetahui Kewenangan Bidan Sesuai Permenkes Nomor 1464 Tahun 2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.
1.3.2.2.         Mengetahui Tujuan Asuhan Kebidanan Komunitas
1.3.2.3.         Mengetahui Asuhan Kebidanan Pra Kehamilan
1.3.2.4.         Mengetahui Asuhan Pada Kehamilan Normal
1.3.2.5.         Mengetahui Asuhan Selama Persalinan
1.3.2.6.         Mengetahui Asuhan Pada Ibu Nifas Dan Menyusui
1.3.2.7.         Mengetahui Usia Lanjut
1.3.2.8.         Mengetahui Bayi Dan Anak



BAB II
PEMBAHASAN
2.1.       Kewenangan Bidan Sesuai Permenkes Nomor 1464 Tahun 2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.
2.1.1.      Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor                              1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan, kewenangan yang dimiliki bidan meliputi:
2.1.1.1.       Kewenangan normal:
a)        Pelayanan kesehatan ibu
b)        Pelayanan kesehatan anak.
c)        Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan   keluarga berencana
2.1.1.2.       Kewenangan dalam menjalankan program Pemerintah
a)        Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter.
b)        Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh  seluruh bidan.  Kewenangan ini meliputi:
2.1.2.      Pelayanan kesehatan ibu
2.1.2.1.    Ruang lingkup:
a)    Pelayanan konseling pada masa pra hamil
b)    Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
c)     Pelayanan persalinan normal
d)    Pelayanan ibu nifas normal
e)     Pelayanan ibu menyusui
f)     Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan
2.1.2.2.    Kewenangan:
a)    Episiotomi
b)    Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II
c)     Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan
d)    Pemberian tablet Fe pada ibu hamil
e)     Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas
f)     Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini (IMD) dan promosi air susu ibu (ASI) eksklusif
g)     Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum
h)    Penyuluhan dan konseling
i)      Bimbingan pada kelompok ibu hamil
j)      Pemberian surat keterangan kematian
k)    Pemberian surat keterangan cuti bersalin
2.1.3.      Pelayanan kesehatan anak
2.1.3.1.    Ruang lingkup:
a)    Pelayanan bayi baru lahir
b)    Pelayanan bayi
c)     Pelayanan anak balita
d)    Pelayanan anak pra sekolah
2.1.3.2.    Kewenangan:
a)    Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini (IMD), injeksi vitamin K 1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari), dan perawatan tali pusat
b)    Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk
c)     Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan
d)    Pemberian imunisasi rutin sesuai program Pemerintah
e)     Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah
f)     Pemberian konseling dan penyuluhan
g)     Pemberian surat keterangan kelahiran
h)    Pemberian surat keterangan kematian
2.1.4.      Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana, dengan kewenangan:
2.1.4.1.         Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
2.1.4.2.         Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom
2.1.5.      Kewenangan bidan yang menjalankan program pemerintah
Selain kewenangan normal sebagaimana tersebut di atas, khusus bagi bidan yang menjalankan program Pemerintah mendapat kewenangan tambahan untuk melakukan pelayanan kesehatan yang meliputi:
2.1.5.1.    Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit
2.1.5.2.    Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis tertentu (dilakukan di bawah supervisi dokter)
2.1.5.3.    Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan
2.1.5.4.    Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan penyehatan lingkungan
2.1.5.5.    Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak sekolah
2.1.5.6.    Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas
2.1.5.7.    Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk pemberian kondom, dan penyakit lainnya
2.1.5.8.    Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) melalui informasi dan edukasi
2.1.5.9.    Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program Pemerintah
  
Khusus untuk pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan antenatal terintegrasi, penanganan bayi dan anak balita sakit, dan pelaksanaan deteksi dini, merujuk, dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) dan penyakit lainnya, serta pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA), hanya dapat dilakukan oleh bidan yang telah mendapat pelatihan untuk pelayanan tersebut.

Selain itu, khusus
di daerah (kecamatan atau kelurahan/desa) yang belum ada dokter, bidan juga diberikan kewenangan sementara untuk memberikan pelayanan kesehatan di luar kewenangan normal, dengan syarat telah ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Kewenangan bidan untuk memberikan pelayanan kesehatan di luar kewenangan normal tersebut berakhir dan tidak berlaku lagi jika di daerah tersebut sudah terdapat tenaga dokter.
2.2.       Tujuan Asuhan Kebidanan Komunitas
Pelayanan kebidanan komunitas adalah bagian dari upaya kesehatan keluarga. Kesehatan keluarga merupakan salah satu kegiatan dari upaya kesehatan di masyarakat yang ditujukan kepada keluarga. Penyelenggaraan kesehatan keluarga bertujuan untuk mewujudkan keluarga kecil, sehat, bahagia dan sejahtera. Kesehatan anak diselenggarakan untuk mewujudkan pertumbuhan dan perkembangan anak.
Jadi tujuan dari pelayanan kebidanan komunitas adalah meningkatkan kesehatan ibu dan anak balita di dalam keluarga sehingga terwujud keluarga sehat sejahtera dalam komunitas tertentu. ( Syahlan, 1996 : 15 )
2.3.       Asuhan Kebidanan Pra Kehamilan
Peristiwa terpenting yang terjadi pada gadis remaja adalah datangnya haid pertama yang dinamakan menarche. Secara tradisi, menarche dianggap sebagai tanda kedewasaan, dan gadis yang mengalaminya dianggap sudah tiba waktunya untuk melakukan tugas tugas sebagai wanita dewasa, dan siap dinikahkan. Pada usia ini tubuh wanita mengalami perubahan dramatis, karena mulai memproduksi hormon-hormon seksual yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sistem reproduksi
2.3.1.      Asuhan apa yang diberikan
2.3.1.1.      Gizi seimbang
Makanan bergizi adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat yang sesuai dengan kebutuhan gizi . Gizi seimbang sangat dibutuhkan dalam tahap ini untuk kepentingan kesehatan reproduksinya dan juga untuk kemampuan pertumbuhan dan perkembangan.
2.3.1.2.       Informasi tentang kesehatan reproduksi
Pemberian informasi tentang kesehatan reproduksi bertujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan perilaku hidup sehat bagi remaja, disamping mengatasi masalah yang ada. Dengan pengetahuan yang memadai dan adanya motivasi untuk menjalani masa remaja secara sehat, para remaja diharapkan mampu memelihara kesehatan dirinya agar dapat memasuki masa kehidupan berkeluarga dengan reproduksi yang sehat.
2.3.1.3.       Pencegahan kekerasan seksual (perkosaan)
Yang dimaksud dengan perkosaan disini adalah hubungan seksual yang dipaksakan terhadap perempuan, dilakukan tanpa izinnya dan mungkin menggunakan kekerasan.Manusia dalam hal ini remaja secara biologis mempunyai kebutuhan seksual sehingga perlu mengendalikan naluri seksualnya dan menyalurkannya menjadi kegiatan yang positif, seperti olahraga dan mengembangkan hobi yang membangun.
2.3.1.4.      Pencegahan terhadap ketergantungan napza
Pencegahan terhadap penyalahgunaan NAPZA pada remaja hendaknya dilakukan dengan pendekatan sejak dini baik dari orang tua, guru, pendamping dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para pelajar disekolah, sehingga dengan pendampingan dan bimbingan kita bias mengetahui proses perkembangan jiwa yang terjadi pada pelajar dan juga pengaruhnya terhadap lingkungan.
2.3.1.5.      Perkawinan pada usia yang wajar
Kegagalan perkawinan dalam masyarakat dewasa ini sangat meningkat sehingga menimbulkan dampak social yang tidak diinginkan. Pengaturan perkawinan yang semula merupakan ritus adat diambil alih tanggung jawabnya oleh Negara dan dijadikan sebagai ketentuan hukum serta di atur lewat undang-undang. Undang-undang juga mengatur batas umur seseorang yang diperbolehkan menikah dengan alas an untuk kepentingan demografi, mencegah anak-anak dibawah umur yang belum dianggap mampu untuk mengambil keputusan bagi dirinya sendiri.
2.3.1.6.         Peningkatan pendidikan, ketrampilan, penghargaan diri dan pertahanan terhadap godaan dan ancaman. Remaja memerlukan pembekalan tentang informasi / pendidikan, ketrampilan dan kiat-kiat untuk mempertahankan diri secara fisik maupun psikis dan mental dalam menghadapi berbagai godaan, seperti ajakan untuk menggunakan NAPZA dan lain-lain.

2.3.2.      Asuhan Pada Usia Dewasa Muda
               Menginjak usia dewasa muda, yaitu antara 18 sampai 40 tahun, sering dihubungkan dengan masa subur, karena pada usia ini kehamilan sehat paling mungkin terjadi. Inilah usia produktif dalam menapak karir yang penuh kesibukan di luar rumah. Di usia ini wanita harus lebih memperhatikan kondisi tubuhnya agar selalu dalam kondisi prima, sehingga jika terjadi kehamilan dapat berjalan dengan lancar, dan bayi yang dilahirkan pun sehat. Pada periode ini masalah kesehatan berganti dengan gangguan kehamilan, kelelahan kronis akibat merawat anak, dan tuntutan karir. Kanker, kegemukan, depresi, dan penyakit serius tertentu mulai menggerogoti tubuhnya. Gangguan yang sering muncul pada usia ini, adalah endometriosis yang ditandai dengan gejala nyeri haid, kram haid, nyeri pinggul saat berhubungan seks, sakit saat buang air besar atau buang air kecil. Penderita kadang mengalami nyeri hebat, tetapi ada juga yang tidak mengalami gejala apa-apa.

2.3.2.1.     Masalah yang mungkin ditemui: Kesakitan dan kematiani ibu yang disebabkan berbagai kondisi, malnutrisi/anemia, kemandulan, pelecehan/kekerasan seksual, komplikasi aborsi, ISR/IMS/HIV/AIDS dan pengaturan kesuburan.
2.3.2.2.     Pendekatan yang dapat dilakukan : pendidikan kesehatan, suplemen, konseling, pencegahan primer, pengobatan KB, pendidikan tentang perilaku seksual yang bertanggungjawab, pencegahan dan pengobatan IMS, pelayanan antenatal, persalinan, post partum pelayanan kebidanan darurat, imunisasi dan informasi-informasi.
2.3.2.3.      Asuhan yang diberikan
a) Kehamilan dan persalinan yang aman
Kesehatan ibu dan bayi di Indonesia masih jauh dari keadaan yang diharapkan karena besarnya jumlah ibu dan bayi yang meninggal. Karena itu, upaya kesehatan ibu dan bayi baru lahir melalui pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan yang aman menjadi upaya prioritas dalam bidang kesehatan.
b)    Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi.
Pertolongan terhadap komplikasi yang ditemukan baik selama kehamilan maupun dalam persalinan memerlukan tindakan yang cepat agar nyawa ibu dan janinnya dapat diselamatkan. Terjadinya komplikasi ini sulit diperkirakan, sehingga sering muncul secara mendadak dan perlu diantisipasi bahkan bias dilakukan tindakanpencegahan sedini mungkin.
c)     Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan alat kontrasepsi ( KB )
Sebagai komponen kesehatan reproduksi, pelayanan KB diarahkan untuk menunjang tercapainya kesehatan ibu dan bayi. Pelayanan KB bertujuan untuk menunda, menjarangkan /menjaga jarak kelahiran dan atau membatasi kehamilan bila jumlah anak sudah cukup. Dengan demikian, pelayanan KB sangat berguna dalam pengaturan kehamilan dan pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan atau tidak tepat waktu.
d)    Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
Pencegahan penularan terhadap PMS/HIV/AIDS yaitu :
1.        Melakukan hubungan seksual hanya dengan satu pasangan dan menghindari hubungan seks dengan pasangan yang berganti-ganti.
2.        Mempunyai perilaku seksual yang bertanggung jawab dan
3.        setia pada pasangan
4.        Setiap darah transfuse di cek terhadap HIV.
5.        Menghindari injeksi, pemeriksaan dalam , prosedur
6.        pembedahan yang tidak steril dari petugas kesehatan yang tidak bertanggung jawab.
7.        Menggunakan kondom dengan hati-hati, benar dan konsisten.
e)     Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
Pelayanan kesehatan reproduksi mencakup semua pelayanan yang disediakan oleh program-program yang ada dalam ruang lingkup kesehatan reproduksi. Kualitas pelayanan kesehatan reproduksi ini ditentukan oleh beberapa factor antara lain :
1.    Pelayanan kesehatan yang kurang memperhatikan    kebutuhan klien.
2.     Kemampuan fasilitas kesehatan yang kurang memadai.
f)      Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi
Dalam rangka mencegah kematian ibu akibat aborsi, sejumlah Negara telah meberikan pelayanan aborsi yang aman secara terbatas, misalnya untuk mengatasi :
1.    Kehamilan yang mengancam kesehatan fisik dan mental ibu.
2.     Ibu yang mengalami kegagalan KB
3.     Risiko cacat pada janin
4.     Korban perkosaan.
g)     Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
Kanker sistem reproduksi meliputi kanker leher rahim, payudara, indung telur, rahim dan alat kelamin. Kanker leher rahim merupakan kanker yang paling banyak diderita oleh wanita dinegara berkembang dan menepati urutan kedua setelah kanker payudara. Untuk mengetahui secara dini kanker leher rahim adalah melalui pemeriksaan Pap Smear, IVA Test dan Schiller Test. Kanker payudara lebih sering terjadi dibandingkan dengan kanker leher rahim karena kanker ini dapat terjadi pada semua perempuan. Cara sederhana untuk menemukan tumor pada payudara sedini mungkin yaitu dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri ( SADARI ).
h)    Pencegahan dan manajemen infertilitas.
Infertilitas atau ketidaksuburan adalah kesulitan untuk memperoleh keturunan pada pasangan yang tidak menggunakan kontrasepsi dan melakukan sanggama secara teratur. Permasalahan infertilitas merupakan masalah yang kompleks sehingga pengelolaan infertilitas di pelayanan kesehatan dasar masih sangat terbatas. Klien perlu mendapat informasi yang memadai tentang berbagai penyebab infertilitas dan pelayanan rujukan ke RS. Informasi dan penyuluhan mengenai pemeriksaan serta pengobatan infertilitas perlu dilakukan dengan sabar dan seksama.

2.4.       Asuhan Pada Kehamilan Normal
Bidan melakukan asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi: deteksi dini, pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu.
Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standart pelayanan antenatal seperti yg ditetapkan dalam buku pedoman pelayanan antenatal. 14 T yang harus ada dalam pelayanan ANC meliputi :
1.        Timbang berat badan (T1)
Ukur berat badan dalam kilogramtiap kali kunjungan. Kenaikan berat badan normal pada waktu hamil 0,5 kg per minggu mulai trimester kedua.
2.        Ukur tekanan darah (T2)
Tekanan darah yang normal 110/80-140-90 mmHg, bila melebihi 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya preeklamsia.
3.        Ukur tinggi fundus uteri (T3)
4.        Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)
5.        Pemberian imunisasi TT
6.        Pemeriksaan Hb
7.        Pemeriksaan VDRL
8.        Perawatan payudara
9.        Pe,eliharaan tingkat kebugaran/senam ibu hamil
10.    Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
11.    Pemeriksaan protein urin atas indikasi
12.    Pemeriksaan reduksi urin atas indikasi
13.    Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok
14.    Pemberian terapi anti maaria untik daerah endemis malaria

2.4.1.      TUJUAN ASUHAN KEHAMILAN

Tujuan utama ANC adalah menurunakn/mencegah kesakitan dan kematian maternal dan perinatal. Adapun tujuan khususnya adalah:
1.        Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu & perkembangan bayi yang normal.
2.        Mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan memberikan penatalaksanaan yang diperlukan.
Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dalam rangka mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik, emosional, dan logis untuk menghadapi kelahiran serta kemungkinan adanya komplikasi.

2.5.       Asuhan Selama Persalinan
Pernyataan kompetensi 4: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi kegawat-daruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya.
Proses persalinan merupakan hal yang fisiologis yang dialami oleh setiap wanita dan setiap individu berbeda-beda. Perubahan fisiologis pada ibu bersalin diantaranya terjadi kontraksi uterus, otot-otot panggul dan jalan lahir pada ibu bersalin mengalami pemekaran, dsb. Sedangkan perubahan psikologis yang sering terjadi pada ibu bersalin adalah rasa cemas pada kondisi bayinya saat lahir, kesakitan saat kontaksi dan nyeri , ketakutan saat melihat darah dsb.
Pelaksanaan komunikasi pada saat ini, tidak hanya ditujukan pada ibu yang akan melahirkan, tetapi juga pada pedamping ibu. Dalam hal ini, dapat suami atau keluarga lainnya. Komunikasi yang diberikan bertujuan untuk memberikan dukungan / motivasi moral baik untuk ibu maupun keluarga. Komunikasi ibu bersalin difokuskan pada tehnik saat bersalin dengan menerapkan asuhan sayang ibu, penyampaian pesan diberikan secara jelas dan memberikan rasa nyaman.
2.6.       Asuhan Pada Ibu Nifas Dan Menyusui
2.6.1.      Konseling pada ibu menyusui
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi pada ibu nifas dan menyusui serta tanggap terhadap kebudayaan setempat. Asuhan pada bayi baru lahir. Pernyataan kompetensi 6: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan komprehensif pada bayi baru lahir sampai satu bulan.
Ibu setelah melahirkan akan mengalami fase ini yaitu fase ibu nifas. Ibu nifas juga mengalami perubahan-perubahan yang bersifat fisiologis maupun psikologis. Oleh karena itu, diperlukan juga komunikasi pada saat nifas. Perubahan fisiologis pada ibu nifas meliputi: proses pengembalian fungsi rahim, keluarnya lochea, dsb. Sedangkan perubahan psikologis meliputi: perasaan bangga setelah melewati proses persalinan, bahagia bayi telah lahir sesuai dengan harapan, kondisi-kondisi yang membuat ibu sedih saat nifas (keadaan bayi tidak sesuai harapan, perceraian, dsb).
Pelaksanaan komunikasi yang dilakukan bidan pada ibu nifas harus memperhatikan kestabilan emosi ibu, arah pembicaraan terfokus pada penerimaan kelahiran bayi, penyampaian informasi jelas dan mudah dimengerti oleh ibu dan keluarga, dsb.
2.6.2.      Konseling Pada Ibu Menyusui
Perubahan fisiologis yang dialami pada ibu menyusui diantaranya: pembesaran kelenjar susu oleh karena hormon, pengeluaran ASI. Perubahan psikologis ibu menyusui meliputi: kecemasan ibu dalam ketidaksanggupan dalam perawatan bayi, pemberian ASI tidak maksimal, ketakutan dalam hal body image, cemas akan kondisi bayinya. Komunikasi bidan pada saat menyusui sangat menyusui sangat diperlukan ibu untuk pemberian motivasi dengan peranan ibu dalam kesuksesan pemberian dan perawatan bayinya.
2.7.       Usia Lanjut
Yang dianggap lanjut usia (lansia) adalah setelah mencapai usia 60 tahun. Inilah masa yang paling rentan diserang berbagai penyakit degeneratif dan penyakit berat lainnya. Sangat penting bagi wanita untuk melakukan pemeriksaan kesehatannya secara teratur. Prioritas utamanya adalah menjaga agar tubuh tetap sehat dengan mengatur pola makan yang benar, dan minum suplemen yang dibutuhkan tubuh. Selain itu olahraga ringan dan tetap aktif secara intelektual.
2.7.1.           Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini: penyakit sistem sirkulasi, kekerasan, prolaps/osteoporosis, kanker saluran reproduksi, payudara/kanker prostat, ISR/IMS/HIV/AIDS.
2.7.2.           Pendekatan yang dapat dilakukan: dipengaruhi oleh pengalaman reproduksi sebelumnya, diagnosis, informasi dan pengobatan dini.
2.7.3.           Asuhan apa yang diberikan
Masalah kesehatan reproduksi pada usia lanjut terutama dirasakan oleh wanita ketika masa suburnya berakhir atau ketika mengalami menopause. Menopause adalah keadaan pada seorang wanita yang mengalami penurunan fungsi indung telur yang berakibat menurunnya produksi hormone estrogen.
2.7.3.1.    Upaya pencegahan terhadap keluhan/masalah menopause yang dapat dilakukan ditingkat pelayanan dasar antara lain :
a).       Pemeriksaan alat kelamin.
b).      Pap Smear, IVA Test, Schiller Test.
c).       Perabaan payudara ( SADARI )
d).      Penggunaan makanan yang mengandung unsure Fito-Estrogen.
e).       Penggunaan bahan makanan sumber kalsium.
f).       Menghindari makanan yang mengandung lemak, kopi, alkohol.
2.7.3.2.    Perhatian pada penyakit utama degenerative, termasuk rabun, gangguan mobilitas dan osteoporosis. Berkurangnya hormone estrogen pada wanita menopause mungkin menyebabkan berbagai keluhan sebagai berikut :
a).       Penyakit jantung koroner
b).      Kadar estrogen yang cukup, mampu melindungi wanita dari penyakit jantung koroner. Berkurangnya hormone estrogen dapat menurunkan kadar kolesterol baik ( HDL ) dan meningkatnya kadar kolesterol baik ( LDL ) yang meningkatkan kejadian penyakit jantung koroner.
c).       Osteoporosis
d).      Adalah berkurangnya kepadatan tulang pada wanita akibat penurunan
e).       kadar hormone estrogen, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah
f).       patah.
g).      Gangguan mata
h).      Mata terasa kering dan kadang terasa gatal karena produksi air mata
i).        berkurang.
j).        Kepikunan ( demensia tipe Alzeimer ).
k).      Kekurangan hormone estrogen juga mempengaruhi susunan saraf pusat dan otak. Penurunan hormone estrogen menyebabkan kesulitan berkonsentrasi, sukar tidur, gelisah, depresi sampai pada kepikunan tipe Alzeimer. Penyakit kepikunan tipe Alzeimer dapat terjadi bilam kekurangan estrogen sudah berlangsung cukup lama dan berat, yang dipengaruhi factor keturunan.
2.7.3.3.    Deteksi dini kanker rahim.
Untuk mengetahui secara dini kanker leher rahim, dianjurkan kepada para wanita untuk melakukan pemeriksaan Pap Smear, IVA Test, atau Schiller Test secara teratur, paling tidak sekali setiap tahun :
a)    Pada umur berapapun dalam usia subur.
b)    Telah berhubungan seks lebih dari 1 tahun
c)     Ada / tidak ada cairan vagina yang mencurigakan.
2.8.       Bayi Dan Anak
2.8.1. Asuhan pada bayi dan anakmeliputi :
2.8.1.1.         ASI Eksklusif dan penyapihan yang layak
2.8.1.2.         Tumbuh kembang anak, pemberian makanan dengan gizi seimbang
2.8.1.3.         Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit
2.8.1.4.         Pencegahan dan penanggulangan kekerasan
2.8.1.5.         Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan
2.8.2.  Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan jenis kelamin, sunat perempuan, kurang gizi (malnutrisi), kesakitan dan kematian BBLR, penyakit lain disemua usia dan kekerasan.
2.8.3.  Pendekatan yang dilakukan: pendidikan kesehatan, kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan primer, imunisasi, pelayanan antenatal, persalinan, postnatal, menyusui serta pemberian suplemen, dll.
2.8.4. Asuhan yang diberikan

2.8.4.1.  ASI Eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin sejak lahir sampai bayi berumur 6 bulan tanpa pemberian makanan lain. Manfaat dari pemberian ASI Eksklusif  tersebut terbagi 4 yaitu manfaat bagi bayi, bagi ibu, bagi keluarga dan bagi Negara.
2.8.4.2.  Tumbuh kembang anak dan pemberian makanan dengan gizi seimbang
Pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik anak dan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ / individu dari anak itu sendiri.
2.8.4.3.   Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit
Kesehatan bayi di Indonesia masih jauh dari keadaan yang diharapkan karena besarnya jumlah bayi yang meninggal. Karena itu, upaya pemantauan kesehatan bayi perlu ditingkatkan melalui pemberian imunisasi dan pengelolaan balita sakit. Pemberian imunisasi anak yang sesuai dengan jadwal akan mencegah anak menderita campak, polio, difteri, pertusis, tetanus, TBC dan hepatitis. Untuk penerapan MTBS, tenaga kesehatan diajarkan untuk memperhatikan secara cepat semua gejala anak sakit, sehingga ia dapat menentukan apakah anak sakit berat dan perlu segera dirujuk.
2.8.4.4.  Pencegahan dan penanggulangan kekerasan terhadap perempuan(KtP)
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah KtP antara lain :
a).       Masyarakat menyadari/mengakui KtP sebagai masalah yang perlu diatasi.
b).      Menyebarluaskan produk hukum tentang pelecehan seks di
c).       tempat kerja.
d).      Membekali perempuan tentang penjagaan keselamatan diri.
e).       Melaporkan tindak kekerasan pada pihak yang berwenang
f).       Melakukan aksi menentang kejahatan seperti kecanduan alcohol, perkosaan dan lain-lain, antara lain melalui organisasi masyarakat
2.8.4.5.  Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.
Laki-laki dan perempuan, sebagai pasangan atau individu merupakan kesamaan/kesetaraan gender yaitu keadaan tanpa diskriminasi dalam memperoleh kesempatan, pendidikan, serta akses terhadap pelayanan.



BAB III
PENUTUP

3.1.       Kesimpulan
Kebidanan komunitas merupakan kegiatan pelayanan yang diberikan bidan kepada ibu dan balita yang berada dalam suatu keluarga untuk meningkatkan kesehatan keluarga.
Kesehatan ibu terkait dengan masalah kesehatan wanita. Wanita dengan perkembangan dan pertumbuhannya melalui masa bayi, anak, remaja, ibu (hamil, melahirkan, nifas dan menyusui) dan usia lanjut, walaupun kebidanan komunitas memfokuskan kegiatannya kepada ibu dan anak yang dilahirkan, akan tetapi masa lain yang dilalui oleh wanita juga mendapat perhatian karena masa ibu berkaitan dengan masa-masa lain dalam pertumbuhan dan perkembangan wanita.
3.2.       Saran
Perempuan mempunyai kebutuhan khusus dibandingkan laki-laki karena kodratnya untuk haid, hamil, melahirkan, menyusui, dan mengalami menopause, sehingga memerlukan pemeliharaan kesehatan yang lebih intensif selama hidupnya.  Ini berarti bahwa pada masa-masa kritis, seperti pada saat kehamilan, terutama sekitar persalinan, diperlukan perhatian khusus terhadap perempuan.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber: http://www.kesehatanibu.depkes.go.id
Manuaba. Memahami Kesehatan reproduksi wanita. EGC;Jakarta; 1999.
Mohamad, Kartono. Kontradiksi Dalam Kesehatan Reproduksi. Pustaka Sinar Harapan,Jakarta;1998.
Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Bunga rampai Obstetri dan Ginekologi Sosial, Jakarta